KEMBALI MIMPI
Aku terbangun dari mimpi.
Lalu mencari ke setiap relung jiwa.
Apa tadi nyata, tentang aku dan dia.
Tentang kembali yang ingin aku penuhi.
Mimpi…….
Kembali aku campakkan hati,
Terulang lagi.
Kembali……
Mimpi, hanya itu lah harapan.
Terbuang dalam hati yang berangan.
Coba inginkan tuk dapatkan, tapi terbentur selalu oleh kemaluan.
Dalam mimpi aku kembali.
Merangkai rajutan cinta yang kembali bersemi.
Aku inginkan kamu,
Meskinya ada dalam kenangan yang terbelenggu.

KEMARIN
Kemarin saat aku menangis.
Teringat aku pada sosok senyum yang manis.
Dalam ingatan melintas dan enggan tuk pergi.
Engkau perihal cinta yang aku pernah miliki.
Aku berusaha berlari,
Tapi senyum itu tetap kembali.
Dan enggan tetap ingin pergi.
Kemarin saat aku tertawa.
Terbayang sesosok tanya,
“Kenapa aku berlari kemudian menangis sambil menutup mata?”
Maafkan bila itu terjadi.
Sebenarnya bukan ‘dia’ yang harus mati,
Tapi keadaan yang membuat ku bergerak tak berdiri.
Kemarin saat aku merenung.
Aku masih terkurung,
Dan hati masih membusung;
Oleh senyum mu, oleh tanya mu, oleh parasmu.
Yang biasa menyapa di saat malam berlalu.
Di dalam kesendirian,
Di temani oleh kegelapan.
Kemarin,
Adalah masa aku tuk rehabilitasi.
Dari serangan rindu yang tak bisa mati.


CINTAKU
Yang
Utuh
Lalu
Itu
Nanti
Dalam
Angan


INGATAN LALU
Aku lupa, aku inginkan siapa.
Kau menghilang dan lupakan saat itu.
Melayang dari ingatan, kemudian entah pergi kemana.
Lalu aku teriak dalam jiwa yang menyebutkan namamu.
Jam di dinding selalu berdetak.
Berusaha menggali tanah ingatan.
Terlihat sesosok masa yang bergerak.
Yang lalu menjadi nanti, angan.
Aku ingat perihal rasa tentang cinta.
Mencoret ‘I’ tambahkan ‘N’ dalam kata ‘Dia’.
Aku inginkan dirinya.
Dirinya inginkan aku.
Benarkah? Hari ini masih layak seperti hari itu.
Malaikat pun ketika di tanya : Tidak tahu.


AKU TAK MENGERTI PUISI INI
Jika hari ini adalah lalu.
Aku tersenyum membiarkan waktu.
Lalu, lepaskanmu aku tak mau.
Karena ulah kebencian kamu padaku.
Inginku tak lagi buatmu menangis.
Saat kau terluka kita berlabuh dalam sudut tawa.
Dan jangan biarkan rasa terkikis.
Lepaskan dia dalam lautan cinta.
Coba berkata perihal cinta.
Cinta, cinta, cinta.
Aku cinta.
Kamu cinta.
Aku cinta kamu apa adanya.
Telah lupa aku pada dia.
Bukan kamu yang selalu ada dalam rasa.
Aku khilaf pada cinta.
Bukan kamu yang aku lupa.
Coba berputar dalam lingkaran waktu.
Coba mengulang kisah yang lalu.
Coba aku katakan cinta.
Aku tersenyum karena kamu adalah dia.
Udara dingin menusuk kulit.
Cinta ini begitu arif.
Hangatkan pikiran dalam keadaan apit.
Rasa ini bukanlah fiktif.
Ribuan tulisan dalam kertas.
Ungkapkan rasa tentang cinta.
Aku tak lagi miliki batas.
Karena aku inginkan kamu, cinta.


SAKIT INI? INDAH!
Sakit ini terasa sekali.
Tak ada obat tuk sembuhkan luka ini.
Sakit ini indah.
Begitu ngilu dalam relung rindu.
Ku tertidur di atas mentari.
Panaskan diri tuk sembuhkan luka ini.
Hanya saja aku terbakar.
Tak berarti sembuhkan luka.
Hanya menambah duka saja.
Haruskah ku mengambil bunga di ladang duri.
Lalu berlari – lari di atas batu yang iri.
Tapi ini indah.
Rasa sakit yang tak pernah lelah.
Ini sakit indah.
Aku jadi enggan tuk sembuhkannya.
Begitu membekas dalam jiwa.


HALO! RINDU?
HALO?
SIAPA INI?
HALO?
SIAPA INI?
HALO?
HALOOOO?
HALO?
INI SIAPA YA?
HALO?
TUUUTTT!
TUUUTTT!
IH!
SIAPA SIH?!
HALO?
RINDU?
HALO?
HALO?
TOLONG JANGAN GANGGU AKU!
TUUUTTT!