"Abi lihat ini rokok kentang", kata anak saya, Alif, yang baru berusia 4 tahun, sembari memperagakan gerakan merokok dengan kentang goreng (ala fast food).
Jleb langsung perasaan saya saat itu ketika melihat dan mendengar anak saya belaku demikian. Kenapa? Karena saya merokok. Yang berarti, dia (Alif) tahu tentang merokok dari saya. Dan begitu buruknya saya sampai menularkan kebiasaan buruk ke anak saya. Walaupun memang itu cuma main - main, yang langsung saya alihkan permainan anak saya itu dengan kalimat "Gak boleh gitu de!", anak saya pun langsung nurut, dan tidak meneruskan permainan itu.
Pertanyaan pun keluar dari benak saya, kenapa harus kaget kalau anak bermain rokok - rokok-an?. Karena yang saya tahu merokok itu buruk. Kan cuma main - main? Ya kalau di biarin berarti saya menyetujui kalau merokok itu tidak apa - apa. Kalau buruk kenapa kamu merokok?, karena pergaulan. Salah gaul?, Ya, enggak juga sih. Kemudian hening.
Manusia mana yang bilang kalau merokok itu baik? Apa alasannya?. Kalaupun menjadi kebutuhan itu karena awal nya apa? Apa awalnya itu untuk kebaikan?. Kalau saya sih jujur, karena gaul tadi yang membuat kalau merokok itu gaya, ya, cuma itu, GAYA. Tapi saya tahu sebelum merokok, kalau merokok itu buruk, hingga sekarang saya masih merokok, saya tahu kalau merokok itu buruk.
Apa hubungannya dengan anak merokok?. Begini, segala apapun yang kita punya, kita lakukan, itu harus di pertanggung jawabkan di hadapan Alloh S.W.T. Dan kenapa anak saya bisa merokok, dia bisa jawab, karena bapak nya merokok. Wah, bawa - bawa Alloh, tapi kan Alloh maha pengampun. Oke, kalau gak bisa dengan membawa nama Alloh S.W.T, kita pakai logika.
Jika anda seorang pencuri, lalu anak anda juga mencuri? Apa anda akan bangga?
Kurang greget ya alasannya...
Oke, kalau anda pemerkosa, lalu anak anda di perkosa?
Gak nyambung ya alasannya...
Kita pakai data. Okelah kalau anda, teman anda, dan banyak perokok lainnya yang tidak mati karena merokok, tapi berapa banyak yang mati karena merokok? Dan jika anda mengizinkan anak anda merokok berarti anda mengizinkan anak anda bunuh diri. Kalau saya mengutip data dari okezone.com itu menerangkan sebagai berikut, Data The Tobacco Atlas 2015 menyebutkan, lebih dari 217.400 penduduk Indonesia meninggal dunia akibat merokok. Ini terjadi setiap tahun, tapi seharusnya dapat dicegah. Ada sekira 19,8% pria meninggal dunia akibat rokok dan 8,1% wanita mengalami hal sama. Kasus ini dianggap paling banyak dari negara lain yang lebih maju.
Sedikit sih, tapi kalau mau nambahin ya silahkan ajak - ajak yang lain, termasuk anak anda, buat ngerokok.
Tapi kan soal mati itu urusan Alloh S.W.T? Tuh kan akhirnya bawa - bawa Tuhan juga. Lagi pula, mau ngerokok atau enggak, toh, mati juga.
Jika anda berpikir demikian, lanjutkan kebiasaan buruk anda, kalau bisa ajak juga anak anda buat mabok sambil nyanyi - nyanyi sama pemandu lagu karaoke.
Post a Comment
0 Comments