Ramadhan kali ini bagi saya terasa berbeda. Berbeda karena saya sudah menikah, berbeda karena selalu ada yang menyiapkan sahur saya, dan berbeda karena ada euforia lain di bulan ramadhan 2014 ini, yakni tentang pilpres, dan piala dunia.

Alhamdulillah, Ramadhan kali ini, di umur saya yang ke 25 ini saya sudah menikah, orang bilang, pas nya waktu menikah adalah umur 25, sunnah Rasulullah S.A.W pun berkata demikian. Dan Alhamdulillah istri saya, Silvia Mia Utari tengah mengandung si kembar buah cinta kami. Dan berarti, Insya Allah ramadhan tahun depan, buah cinta kami itu terlahir ke dunia. Lengkaplah keluarga kecil kami ini.


Untuk pilpres tahun ini, banyak orang yang membanggakan pilihannya, dan menghina atau membuka aib capres dan cawapres bukan pilihannya (lawannya), bahkan berlanjut hingga bulan Ramadhan ini. Entah karena mereka terlalu cinta pada pilihannya, atau hal lain. Atau Mungkin karena pilpres tahun ini hanya ada dua pasangan capres dan cawapres, jadi mereka bisa fokus menghina lawannya. Semua cacian yang belum pernah saya dengar pada pilplres sebelumnya, itu keluar pada pilpres tahun ini. Dan yang pasti apakah tidak ada cara lain selain menjatuhkan lawannya?. Meski sudah Ramadhan, mereka tidak memperdulikan itu, dan cacian semakin menjadi mendekati pemilu. Untuk capres dan cawapresnya pun semakin bingung (jika di lihat di media), saya sudah tidak bisa membedakan mana yang baik, mana yang benar, semua bersembunyi di balik rekayasa media, dan berita dari para "relawannya". Semoga siapa pun yang menang, mereka bisa merealisasikan janji - janji nya, dan tidak menyalahgunakan jabatannya sebagai "manusia setengah dewa".

Dan piala dunia kali ini banyak sekali yang mengejutkan, banyak negara - negara yang biasa nya  masuk hingga babak semi final, ternyata harus kalah di babak penyisihan. Dan mengejutkan lagi walaupun sudah masuk Ramadhan tapi judi tidak berhenti, dan terus berlanjut, karena judi itu melihat hasil siapa yang menang di final. 

Dan kedatangan Ramadhan kali ini tidak menyurutkan semangat untuk menghina dan berjudi. Seperti sudah tidak ada arti lagi.